Taat pada Rasul akan menuai kebaikan. Sebaliknya enggan taat padanya akan menuai musibah, bencana dan keburukan. Ini yang harus diyakini setiap muslim.
Dari Jabir, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلِى وَمَثَلُكُمْ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَوْقَدَ نَارًا فَجَعَلَ الْجَنَادِبُ وَالْفَرَاشُ يَقَعْنَ فِيهَا وَهُوَ يَذُبُّهُنَّ عَنْهَا وَأَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ عَنِ النَّارِ وَأَنْتُمْ تَفَلَّتُونَ مِنْ يَدِى
“Perumpamaanku dengan umatku ialah bagaikan seorang yang menyalakan api. Akhirnya, serangga-serangga berterbangan menjatuhkan diri ke dalam api tersebut. Padahal aku telah berusaha menghalaunya. Aku pun telah mencegah kamu semua agar tidak jatuh ke api, tetapi kamu meloloskan diri dari tanganku.” (HR. Muslim no. 2285).
Inilah yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai keadaan beliau dengan umatnya. Beliau permisalkan dengan seseorang yang menyalakan api, lalu berkerumullah serangga di sekeliling api tersebut. Inilah yang biasa dilakukan oleh serangga-serangga kecil ketika ada api, mereka akan segera mengerumuni api tersebut. Namun ketika ada yang ingin menjerumuskannya dalam kebinasaan seperti api tersebut, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghalanginya. Namun ada saja yang enggan mengikuti Rasul atau tidak mau taat Rasul dan dimisalkan seperti serangga yang lepas dari tangan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu semangat dan perhatian jangan sampai umatnya terjerumus dalam api kebinasaan.
2- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu memberi petunjuk kebaikan pada umatnya. Sebagaimana yang Allah sifatkan pula dalam ayat suci Al Qur’an,
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ” (QS. At Taubah: 128).
3- Wajib bagi setiap insan mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala hal, dalam perintah dan larangan beliau, begitu pula dalam hal yang beliau lakukan dan yang beliau tinggalkan. Namun dalam hal itu ada perkara wajib yang jika ditinggalkan mendapat dosa dan ada perkara haram yang bila dilakukan mendapat dosa. Begitu pula ada hal sunnah yang jika dilakukan akan mendapat kebaikan dan pahala, namun jika ditinggalkan tidaklah berdosa. Ada pula perkara makruh yang merupakan kebalikan dari perkara sunnah.
4- Hak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mesti dipenuhi dan dipatuhi umatnya sangatlah besar.
5- Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sesuatu, maka itu bahaya. Karenanya, jangan ditanyakan apakah itu haram ataukah makruh. Begitu pula jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan sesuatu, jangan ditanya itu wajib ataukah sunnah. Lakukan saja, maka itu pasti ada kebaikan dan melakukannya akan memperoleh ganjaran.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
—
Referensi:
Syarh Riyadhis Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1425 H, 2: 296-298.
Selesai disusun di tengah malam, 8 Dzulqo’dah 1434 H @ Pesantren Darush Sholihin, Warak, Girisekar, Panggang-Gunungkidul
Artikel www.rumaysho.com
Silakan follow status kami via Twitter @RumayshoCom, FB Muhammad Abduh Tuasikal dan FB Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
Kunjungi tiga web kami lainnya: (1) Pesantren DarushSholihin, (2) Bisnis Pesantren di Ruwaifi.Com, (3) Belajar tentang Plastik
Ikut berkurban dengan Pesantren Darush Sholihin mulai dari Rp.1,3 juta: Kurban Gunungkidul 1434 H